'Kita Nikah Yuk'-nya RCTI
Saya akhir akhir ini sedang senang senang dan girang girangnya nonton ‘Kita Nikah Yuk’ di RCTI. Panjang ceritanya kenapa sampai channel di apartemen hanya bisa siaran channel Indonesia doang. Pokoknya panjaaaaaaannnnggg banget ceritanya sampai sampai sebelum cerita kenapa sampai kejadian begini, saya sudah sebel duluan dan pengen tabok kepalanya itu teknisi India.
Sudahlah, kali ini
saya masih sebel, jadi jangan nambah nambahin sebel saya dengan ngingat
ngingatin diri sendiri akan si teknisi pe’ak itu. Bukannya saya benci tontonan
jadinya channel Indonesia semua, saya juga pengen cartoon network… itu ajah
sebenarnya. L
Saya tidak tau siapa
sutradaranya, pokoknya saya tau pemainnya salah satu generasi Mirdad, trus
ceritanya juga ‘Indonesia’ banget. Sangat menggambarkan keluguan dan kebegoan
‘anak anak muda’ (seperti kami). Nonton pelem ini jadi ingat masa lalu (juga
masa kini). Haddeh.
Tiap kali nonton pelem
ini, saya heboh histeris ketawa ketawi ngikik ngakak liat kelakuan kelakuan
pemain pemainnya.
Mestinya memang benar,
gambaran anak anak muda di Indonesia kebanyakan itu seperti itu, di usia 27
tahun (ini yang si pemeran utama cewek-nya) dapat masalah / dikeluarkan dari
kerjaan karena alasan gak jelas dari pimpinan perusahaan yang gaya dan berkuasa
sehingga bisa saja sesuka hatinya memutuskan ini itu. Trus di usia ini juga
seringkali kita dihadapkan pada masalah ketidakmapanan financial. Usia rentan.
Benar benar sangat rentan. (sekalian curcol inih).
Trus cara mereka
berteman, cara mereka musuh musuhan, cara mereka jadi ibu ibu. Benar benar
penggambaran yang hampir ‘real’.
Cara si suami acting,
cara si istri berkuasa, caranya…. Haih, pokoknya banyak cara mereka yang hampir
benar benar ‘real’. Menakjubkan. Hallah…
Caranya mereka mulai
mulai kenal selingkuh selingkuhan, caranya seseorang ditinggalkan, caranya
seseorang yang meninggalkan trus balik lagi seperti gak berdosa, trus caranya
seseorang yang ditinggalkan move on, caranya… aih, banyak cara cara mereka yang
menakjubkan.
Okehfain, saya lebai. Tetapi
apapun kejadiannya, saya nonton sinetron sekarang. Saya sudah jadi ibu ibu
setengah muda yang nonton sinetron tanpa menunggu suami pulang kerja juga tanpa
didampingi anak yang lagi menangis di samping karena saya focus nonton sinetron.
Beda dengan kalian di sana yang menunggu suami pulang kerja ditemani anak yang
pengen nenen. Hikz… 72x….
Ngomong ngomong
tentang menunggu suami pulang kerja. Sebenarnya cita cita saya tidak ingin
menunggu siapapun pulang kerja. Cita cita saya mulia. Yakni ingin berbakti pada
nusa dan bangsa, bukan menunggu.
Ngomong ngomong
tentang cita cita ingin berbakti, sebenarnya menunggu adalah salah satu bentuk
bakti yang luar biasa. Tetapi antara menunggu suami dan menunggu nusa bangsa,
terdapat perbedaan yang signifikan. Dan saya sebenarnya tidak mengerti apa arti
signifikan.
Ngomong ngomong lagi
nih tentang sinetron ‘Kita Nikah Yuk’, saya nonton sinetron dan saya membahasnya
di sini. Udah, itu ajah.