69 itu 'Ngeres' dan Merdeka

Bukan hanya karena hari ini kita sudah 69 Tahun merdeka, tetapi juga karena 69 ini sebenarnya angka yang ngeres....



Ngomong ngomong tentang 69, saya jadi ingat mantan... (untung saja gebetan saya gak pake bahasa Indonesia, jadi postingan ini aman)

Tapi sebelum ke mantan, izinkan saya ngomongnya ala ala politik dulu deh.

Banyak yang pintar banget wara wiri ngomong sana sini meragukan kemerdekaan Indonesia. apa mungkin karena ukuran kemerdekaan bagi kebanyakan orang itu berbeda beda yak?

Standar banyak orang tentang kemerdekaan barangkali terlalu tinggi. tetapi bagi saya, Indonesia 'mungkin' sudah memang merdeka dengan hampir benar.

Saya tidak hendak mengukur kemerdekaan dari segi kesejahteraan dan 'kekayaan' dulu dah, saya ngukurnya dari hal hal kecil seperti ini dulu deh yaah?!

1. Saya Bisa Punya Kebun di Indonesia



Bandingkan dengan di beberapa negara yang kita anggap maju (seperti barangkali Singapura dan Abu Dhabi, UAE, saya baru sempat ke dua negara ini, gak berani nyodorin negara lain yang belum pernah saya datangi) kita tinggalnya di gedung gedung tinggi. udaranya palsu (AC), berkebun juga gak bisa, tanah dihemat sejadi jadinya.

Di rumah ibu saya di Buton, Indonesia, yang sangat sangat amat banget sederhana, saya bisa memetik jambu langsung dari pohonnya. hayooo, yang kaya sebenarnya siapa? mereka yang memalsukan sejuknya udara, atau kita yang memiliki udara sejuk asli??

Di sini juga banyak produk produk pemutih, produk produk herbal yang dipromosikan sejadi jadinya karena SANGAT ALAMI, hellloooooh, kurang alami apa sayah di Indonesia kalau mau Sabun Pepaya yang katanya memutihkan dan menghaluskan kulit ituh, saya bisa langsung petik dari pohon di samping rumah di Indonesia.

2. Saya Bisa Mandi di Sungai, di Pantai, GRATIS dan atau SANGAT MURAH, di Indonesia



Tuuuh, kasian, bahkan tentang eksistensi sungai di tanah Abu Dhabi berjuta juta tahun ini pun sampai diberitakan di koran nasional mereka dan diharap harapkan agar bisa ada lagi.

Saya di Indonesia gak perlu segininya. Tiap hari gak ada waktu untuk ngisi koran harian dengan berita eksistensi sungai di Indonesia, yang ada berita kriminal dan pembunuhan. Ugh, nyesek. (ini yang kasian jadinya siapa yah?)

3. Saya Tidak Perlu Punya Banyak Duit di Indonesia

Saya tidak memungkiri kalau ukuran kaya sekarang sudah general di seluruh belahan bumi. kaya adalah kemampuan memenuhi segala kebutuhan dari yang primer, sekunder, tertier, kuarter, bahkan yang tidak masuk list kebutuhan sekalipun tetapi kemudian mampu dipenuhi, ITU KAYA.

Ujung ujungnya parameter kaya adalah BANYAKNNYA DUIT YANG DIMILIKI, entah yang bentuknya angka digital doang atau kertas dan koin.

ketika di Indonesia, saya tidak perlu punya duit untuk bisa hidup. saya bisa berburu di hutan, memancing di sungai, dan atau memetik sepetik dua petik bayam dan buah di kebun sebagai sayur dan pencuci mulut.

Saya becanda, bukan saya yang berburu dan memancing, itu mantan saya. hallah.... tuuh, kita mulai nyinggung nyinggung mantan.

Apapun itu, yang menjadi penting ketika di Indonesia, ketika saya pikir pikir lagi, adalah, bukan  hanya KEKAYAAN, tetapi juga 'KEKAYAAN'. artikan sendiri saja lah... pokoknya, ada nama Mantan di sana.

4. Ah, Sudahlah...

Ah, sudahlah, terlalu banyak hal hal yang tersedia di Indonesia dan tidak perlu dipalsu palsukan sebagaimana di beberapa negara maju yang kita kenal lewat tipi tipi.

Yaaaakkkiiiinnn, kita mau seperti negara negara maju itu???? Trust Me.... kita mau, tetapi tetap dengan gaya kita. gaya Indonesia.

Benar kan kan kan???

Naaaaah, kembali lagi tentang angka 69, selain merupakan angka ngeres (saya selalu benci posisi ini #Eh), 69 juga bisa jadi tolak ukur kemerdekaan bagi sebuah Negara. Negara Indonesia contohnya....

Jangan terlalu dipikirkan tentang bencinya saya dengan posisi 69. Please.....

Postingan Populer