Comment For: Transformers, Age of Extinction

Seminggu lalu abis nonton Transformers, Age of Extinction.


Entah mengapa, setelah nonton pelem ini, saya sedikit kecewa.

Ritmenya tidak sepanik transformer sebelumnya, terus juga ada beberapa adegan yang memperlihatkan ‘lambat respon’. Masa sudah ada ledakan di mana mana, security penjaganya baru kaget setelah 3 detik dari ledakan?? Normalnya kan mestinya gak boleh ada jeda antara ledakan dan kaget.

Saya juga kecewa saat pacarnya si cewek muda belia cantik nan anggun itu pembalap, dan cakep. Mestinya kan… ituuu… emmm… ah, sudahlah…



Yang paling bikin kecewa adalah ada adegan tawar menawar motor keren di cina. Dijual murah di jalanan seperti beli kue kering. Kenapa di Indonesia gak gituh? Kenapa hanya ada di Cina saja?

Saya juga kecewa saat detail keringat di keteknya si bapak muda (yang pemeran utamanya ituh, yang punya anak cewek cantik ituh) diperhatikan, tetapi gimana caranya ada truk di tengah tengah teater (baiklah, karena itu Autobot), di tengah tengah isu perihal Autobot sedang diincar incar pemerintah dengan iming iming duit banyak, harusnya jadi perhatian si penjaga teater, gak asal jual murah ajah. Detail logika juga mestinya diperhatikan dong please….

Pas ngambil the seed atau apalah itu namanya di atas rooftop, mereka pegang pegangan dari si robot, trus ke manusia sampe tiga susun trus biar bisa ngangkat the seed buat diangkut ke pesawat lura angkasanya. Kan si bumble bee bisa ajah lompat lompat acrobat ke rooftop ngangkat si pembawa seed itu dengan mudahnya ke atas pesawat, kenapa mesti capek capek saling pegang pegangan dramatis kayak gituh?? Kecewah saya. Kecewah…

Terakhir, akhirnya Oprimus Prime terbang keren ke luar angkasa, trus ngomong katanya ‘akan lebih baik jika saya meninggalkan bumi untuk selamanya’. Okehfain. Akhirnya sadar.yang dia maksud bumi itu Chicago dan China.




Nilai Moral
Di setiap kekecewaan, mestinya ada pelajaran. Saya memang kecewa sedikit, ah baiklah, sebenarnya kecewa banyak, tetapi itu tidak membuat saya lupa bahwa sebenarnya di sebalik pelem ini, ada pesan moral yang sangat penting, bahwa:

Jadi Ibu Muda (dengan anak) tanpa suami itu sudah terlalu mainstream, Bapak Muda (dengan anak) tanpa istri, itu baru keren.

Postingan Populer