Titik Aman Umur Manusia Manusia seperti 'Kita'

Ibaratnya kuis who want to be a millionaire, setelah saya pikir pikir (sekarang saya jadi sering mikir dan lamun gara gara status sedang jadi pengangguran), hidup kita juga seperti itu. ada titik amannya.




Titik aman pertama umur 5 Tahun.

Kalau sudah 5 Tahun, sebagai anak, kita sudah mulai dinilai nilai tingkat kecerdasannya. sudah mulai diobok obok harga dirinya dengan dibanding bandingkan dengan kecerdasan teman kita yang anak tetangga beda 5 rumah.

'Jeng, anak saya sudah gak pipis lagi loh kalau tidur' mamanya teman, tetangga beda 5 rumah

'anak saya kok masih yah jeng, padahal hanya beda 1 bulan saja umurnya' ini mama kita

'igh, anak ibu masih netek yah? padahal sudah 5 tahun' ini mamanya teman liat jijik ke mama kita, lebih jijik lagi liat ke kita

Terus bapaknya teman ini bukannya liat jijik, tapi liat mesum ke kita dan mama kita karena masih netek padahal sudah 5 tahun, akhirnya mamanya teman nabok si bapaknya teman pake popok abis pakai dari si adeknya teman yang umur 3 taon.

Ternyata mamanya teman itu hanya sirik sama mama kita karena ditaksir bapaknya teman.



Waktu terus bergulir dan kemudian kita dan teman kita itu beranjak menginjak 10 tahun, masa masa mau masuk SMP.

 
harga diri kita semakin diobrak abrik oleh mama kita dan mama teman.

'jeng, anak anak kita sudah mau ujian, sudah mau masuk SMP, entar sekolah di mana anaknya?' mamanya teman

'sekolah dekat rumah saja jeng, biar gak ribet' ini mama kita

'anak saya akan saya masukkin sekolah paling populer di kota ini jeng, biar bagus masa depannya'
mamanya teman lagi

pokoknya dalam segala hal sejak lahir sampai titik aman pertama (5 tahun) dan menuju ke titik aman ke dua (10 tahun), kita akan selalu kalah dari teman.

Titik aman teman itu pokoknya selalu lebih aman dan membuat kita tertatih tatih meraih titik aman kita sendiri.

Tetapi itu tampaknya hanya pembalasan dendam mama teman karena usianya mulai terasa tidak aman di titik amannya karena bapaknya teman lebih sering melirik mama kita ketimbang mama teman, istrinya sendiri. barangkali saja...


Bahkan sampai akhirnya teman kita telah sarjana di usia 20 Tahun, lulus dengan nilai cum laude dari universitas ternama dan kita di usia itu belum lulus lulus juga.

Bapak teman juga masih tidak lelah lirik lirik mama kita, dan mama teman makin berang namun terobati karena kita tidak pernah lebih baik dari anaknya.

 
 


Paling nyesekkin itu kalau sudah di atas umur 20 taon dan hampir dekat umur 30 tahun. dunia rasa rasanya mau runtuh kalau di usia segitu belum juga dapat jodoh, belum punya rumah, belum ada anak, belum tau rasanya pacaran, dan parahnya belum ngerasain rasanya ciuman....

Dan bukan itu saja. melamar pekerjaan ratusan kali, diterimanya sesekali, itupun hanya bertahan berapa bulan, manager perusahaan sudah tidak tahan dengan karyawan seperti kita dan akhirnya kemudian dipecat atau kalau gak kita yang sok sok gak tahan terus nekat resign.

10 tahun waktu yang dikasih Tuhan untuk melewati titik aman berikutnya malah lebih banyak dihabisin sebagai pengangguran ketimbang menganggurkan.

Sering naksir gebetan, tetapi malah lebih sering ditolaknya, bahkan baru mau ancang ancang pedekate saja, gebetan langsung gak ada kabarnya.

Nestapa dan musibah umur twenty something itu yaaah itu. kasian...

---- Maap, belum bisa nulis yang titik aman berikutnya, saya masih deg degan mencoba melewati titik aman saya yang harus menjelang 30 ini. kenyataannya yaaa saya masih kalah... jaaaauuuuh kalah dibanding anak temannya mama :'( ----




Postingan Populer