Alasan Tidak Ikut CPNS, Ibuku Berang (ala ala cerita rahasia Ilahi)

Bagi saya, Sebenarnya mau rendah atau tinggi level jabatan di tempat saya bekerja, tidak pernah jadi masalah, karena semuanya pasti akan berakhir dengan DEDIKASI tinggi (ehem... uhhhukh).



Sudah 6 tahun saya tamat dari teknik elektro, selama 6 tahun juga sudah lebih dari 10 perusahaan yang saya sambangi. tentu saja cara saya yang seperti ini memprihatinkan. saya tidak pernah bisa menabung dan selalu berakhir dengan 'meditasi' dan kere.

Tiap resign atau dipecat, saya pasti lari larinya ke rumah mama pulang sebulan terus keluar dari rumah lagi.

Bukan keinginan saya sebenarnya, tetapi keadaan yang menginginkan ini. okehfain, sebenarnya ini keinginan bukan siapa siapa atau apa apa.

Nah, sudah 6 tahun mama saya sabar saja melihat kelakuan anak perempuannya yang seperti ini. tetapi tidak tahun ini.

'Nani, sekarang tes CPNS sudah gratis, yang jadi penilaian sekarang adalah kualitas, bukan lagi bayar uang'

Saya senyum bijak.

besoknya....

'Nani, anak temannya mama lulus PNS di daerah A, sekarang sudah baik hidupnya'

Saya masih senyum senyum sajah

'Naaaaannniiii, sana tes PNS, saya bosan liat kau begitu begini terus'
ini setelah hampir lebih dari 10 kali dalam 3 hari saya dibujuk bujuk pake contoh dan cara halus gak mempan mempan juga, akhirnya mulai dibentak bentak.

saya sudah tidak bisa senyum lagi. tapi ngakak.



Saya selalu simpan saja alasan alasan ini untuk diri sendiri dan akhirnya bercerita di blog ini untuk diri sendiri juga
(setelah walaupun saya sudah selesai meditasi satu bulan di rumah dan sekarang sudah tidak di rumah lagi, namun mama tidak lelah menelpon dan bercerita tentang anak tetangga jauh yang baru baru ini jadi PNS dan menurut mama hidupnya selamat setelah itu dan ingin saya juga begitu):

1. Alasan yang nomor satu ini baru muncul dua tahun lalu
Jika saya menghabiskan waktu saya dari jam 8 pagi - 5 sore hampir setiap hari akan selama 40 tahun untuk berada di 'kantor', berarti saya sama saja 'tidak memiliki kehidupan'

2. Bekerja di perusahaan swasta sudah memberikan gambaran tentang birokrasi, dan seringkali yang bikin ribet birokrasi di perusahaan swasta adalah karena urusan dengan birokrasi pemerintah juga sulit, makanya secara langsung dan tidak langsung, sengaja dan tidak sengaja, sistem birokrasi pemerintah diadopsi oleh perusahaan perusahaan swasta di negeri ini.

Saya tidak membenci birokrasi (entah yang negeri atau yang swasta kurang lebih hampir sama saja rasa rasanya, mau di dalam negeri atau luar negeri juga samaaaaa sajjjjaaaah, banyak maunya), tetapi..... ah sudahlah.... bukan ini alasannya saya tidak berniat mendaftarkan diri menjadi pegawai negeri sipil,

tetapi.... menjadi PNS berarti menjadi bagian dari birokrasi yang resignnya itu setengah hidup.

3. Saya pernah (sebenarnya sering) tidur waktu nguli dulu, saya tidak ingin berakhir jadi model seperti ini. (baiklah, ini hanya akal akalan saya saja biar alasannya tampak banyak, padahal hanya dua)

Ah, seandainya mama saya juga punya facebook dan sering ngecek anak anaknya lewat facebook, pasti mama saya akan mengerti kenapa ada anak yang 'baeknya' kayak saya.





Postingan Populer