Laki & Laki2 Arab, BEDA

Laki arab dengan laki laki arab beda, sama seperti mobil dan mobil mobilan, jelas beda.

Banyak masukan dari berbagai pihak tentang menjaga diri ketika merantau jauh ke negara orang seperti saat ini.
Terutama adalah karena saya perempuan.

Larangan pertama tentang untuk tidak mengiyakan ajakan lelaki siapapun di kota ini, terutama yang berkebangsaan arab, india, pakistan, bangladesh, saya abaikan. Masalahnya adalah saya mempertanyakan di mana masalahnya mengenal orang baru.

Logika saya hanya tidak bisa menerima menjudge orang tanpa mengenal terlebih dahulu, apalagi setelah saya kenal, maka otomatis tidak ada alasan untuk menghukumi, semakin kenal seharusnya semakin sayang kan?

Jika yang ditakutkan adalah tentang kekerasan, pelecehan terhadap perempuan, seks? humph, entahlah. alasan itu tampak seperti ketika makan ke pizza hut tetapi dapat rasanya sama kayak kahogu (kahogu itu makanan daerah buton) yang dikasih keju.

Lelaki pertama, pakistan, project coordinator provider telekomunikasi terkemuka di sini. apa sasaranna hanya ingin seks? entahlah, tetapi sepanjang perbincangan kami di restoran sampai kami diusir sopan karena restorannya tutup trus lanjut ke lobi apartemen sampai jam 1 malam, kami hanya ngobrol tentang pekerjaannya, semua mengenai pekerjaannya, kesibukannya, sesekali dia menasehati saya karena tau saya masih baru. apa dia meminta hubungan yang bersifat intim? belum. bahkan sampai saat ini.

Lelaki ke dua, india, project manager sebuah perusahaan trading di kota ini yang saya tidak hafal nama perusahaannya. lelaki dua anak dan seorang istri yang cantik. saya diperlihatkan foto fotonya. sudah cukup mapan di kota ini. 17 tahun sudah betah berlama lama di kota ini. dia menginginkan seks? bisa saya simpulkan YA. tetapi cukup beradab. dia menghargai keinginan saya untuk dihargai. not even a single touch. saya hanya diajak keliling kota dan diperkenalkan dengan beberapa tempat wisata di sini.

Lelaki ke tiga. jordan, recruiter manpower manufacturing. masih sangat muda. lebih tua dua tahun dari saya, jujur, cakepnya alhamdulillah, sangat terbuka tentang keinginannya. siapa yang gak kaget ketika didekati trus langsung disentuh 'i never get along with a lady that have skin like you. not bright, not dark, you are so hot' trus saya santai bilang 'its brown, brown' dia ngomong terus terang kalau memang menginginkan seks. apa saya marah? tidak sama sekali. bukan karena dia cakep (mungkin juga karena faktor ituh. :D ), saya menghargai kejujurannya dan terus balik ke apartemen.

Lelaki ke empat (mau dilist satu satu, bakal panjang) (selama dua minggu ini, saya sudah hampir berinteraksi dengan 5 laki laki secara langsung, lebih dari 10 laki laki ditemukan by wechat), dan apakah saya harus menyimpulkan bahwa mereka semua menginginkan seks saja?

Ini cara pandang saya. Tidak dapat dinafikan tentang kebutuhan seseorang perihal tuntutan biologisnya. semua manusia normal mengalami itu. dan tidak adil rasanya ketika menghukumi lelaki arab (dan atau selain indonesia) sebagai lelaki paling butuh terhadap hal itu.

Bagi saya, mereka tetap lelaki biasa, bahkan seringkali lebih menyenangkan dan beradab ketimbang beberapa lelaki yang pernah kita temui di negara sendiri. saya tidak bilang lelaki di negara sendiri tidak menyenangkan. bukan begitu.

Barangkali budaya dan apa yang sudah tertanam di kepala mereka sejak kecil yang membedakan sikap mereka. apapun itu, mereka semua sama. Lelaki. Sebut mereka cakep, bukan cantik.

Postingan Populer