PK dan Agama Manusia
Pernah seseorang merekomendasikan film PK, film India yang
dibintangi oleh Amir Khan. Saya lupa siapa, tetapi saya anggap lalu saran teman
saya itu.
Secara tidak sengaja film PK itu saya temukan di Batik Air
dalam perjalanan dari Makassar – Jayapura, 11 November 2015 seminggu lalu.
Ketika menonton film ini, awalnya, ooo okeh, ini hanya film
fantasi India yang lain. Saya ikuti saja terus daripada bosan menunggu pesawat
landing selama 3 jam.
Makin ke sini, film PK makin menarik.
Film ini film fantasi dan imajinasi yang jenaka dan real.
iyah, real.
Seharusnya orang orang beragama menyikapi bijak film ini,
dan orang orang tidak beragama lebih bijak lagi jika menonton film ini.
Andaikan jika manusia tetiba ada (lahir langsung) dengan pikiran cerdasnya,
sudah mampu berpikir, dan lugu menginterpretasikan Tuhan, kurang lebih
barangkali akan seperti Amir Khan di film PK ini.
Tipsy, karena kekonyolannya dan sikap lugunya, Amir Khan
dipanggil dengan sebutan Tipsy di film ini dan akhirnya disetujuinya sebagai
namanya di Bumi.
Tipsy adalah alien yang ditugaskan ke planet lain yang
memiliki kehidupan seperti di planetnya.
ditemukanlah Bumi oleh mereka.
ditemukanlah Bumi oleh mereka.
Tipsy mendarat di Bumi dalam keadaan telanjang bulat, dan
hal pertama yang dia alami di Bumi adalah ‘dicopet’. Betapa membanggakannya
makhluk bumi di film ini. Coba kalau Tipsy mendarat jangan di India.
‘Di planet saya, semua orang dalam keadaan telanjang’ kata
Tipsy ketika sudah bisa berbicara bahasa bumi, bahasa India.
‘awalnya saya pikir, pakaian yang digunakan manusia adalah
bagian dari organ, tetapi ternyata makhluk bumi, manusia, memiliki struktur tubuh seperti kami, bedanya, manusia memiliki fashion’
Kunci dari perbedaan di bumi adalah fashion. Film PK ini
dengan cerdas menunjukkan hal itu.
Memang benar.
Memang benar.
Citra dan Image seseorang di Bumi adalah berdasarkan apa
yang dikenakannya.
Bahkan agama juga adalah fashion.
Ketika saya mengenakan cadar, hijab, maka dengan mudah orang
orang akan mengenali saya sebagai muslim, dan ketika besoknya saya mengenakan
pakaian biarawati, maka dengan mudah juga saya akan dikenali sebagai nasrani.
Agama adalah fashion. Fashion adalah agama.
ketika Tipsy menemukan kondom dan bertanya itu milik siapa
tidak ada yang mengaku kondom itu miliknya.
kata manusia, itu karena hal tersebut ‘disembunyikan’. Bukan
aib, tetapi lebih baik disembunyikan.
‘loh, tetapi manusia memamerkan acara pernikahannya, manusia
juga bahkan memamerkan foto USG janinnya, bukankah hal itu sama saja dengan
mengakui kondom dan mengundang orang untuk mengetahui bahwa dia memiliki kondom?'
Tuh, siapapun yang menulis naskah film PK ini benar benar
tau bagaimana perasaan saya terhadap orang orang yang memamerkan foto
pernikahan dan di saat bersamaan update status memaki maki perempuan/laki laki
seksi dengan pakaian ketat.
Bahkan banyak hal vulgar dalam agama, hal hal seksual
seringkali turut menginspirasi agama.
Silahkan cek sejarah tiap agama yang ada di muka bumi ini.
Pasti ada kaitan hal seksual di dalamnya.
sama seperti ketika saya menyikapi rekan kerja saya barusan
yang mengeluh tentang kelaminnya yang gatal (keluhan medis) (lelaki), saya
dengan santai menyarankan agar dia mencoba membersihkannya dengan odol. Entah
saran saya akan berfungsi terhadap rekan saya ini secara medis.
‘Bagi saya, membagi ilmu tentang organ ‘itu’ sama seperti
membagi ilmu tentang organ lainnya.
‘itu’ hanya satu dari bagian banyak organ manusia yang juga
wajib dijaga dan sama pentingnya.
Saya tidak habis tertawa ketika adegan Tipsy terkagum kagum
oleh kemampuan manusia menghadirkan Tuhan.
Maka, satu demi satu agama ditekuninya. Tipsy pada akhirnya
menyadari bahwa manusia hebat.
Cara mereka menghadirkan Tuhan melalui agama termasuk
kemampuan dan kecerdasan tingkat tinggi yang bahkan oleh kaumnya tidak mampu
dilakukan.
Tipsy kemudian mengenal Tuhan, Tuhan makhluk bumi.
Tipsy dengan versinya dan kemampuan berfikirnya, kemudian
sadar, bahwa sebenarnya, makhluk bumi memiliki Tuhan yang sama, dan ritual yang
berbeda.
Tipsy akhirnya percaya Tuhan baik. yang menentang ritual
ritual yang menyusahkan manusia.
Bagaimana mungkin Tuhan yang menyarankan kebaikan, di saat
bersamaan memerintahkan sesuatu yang menyusahkan.
Maka ketika ritual agama itu terasa memberatkan mental, jiwa
dan tubuh, Tipsy berasumsi bahwa itu ritual salah. Bukan dari Tuhan, tetapi
melalui sesama manusia yang mengaku ‘dibisiki’ Tuhan.
Anyhow, akan panjang ceritanya ketika harus membahas satu
satu menariknya film ini.
Yang pasti adalah bahwa film ini memanusiakan manusia yang
percaya Tuhan.