Negeri Negeri-an Kita Kita-an.....
Sebagai warga Negara dari Negara dunia ketiga yang selalu
dianaktirikan oleh orang tua (pemerintah) kandung sendiri, kami, saya, kita (mungkin) suka
ngiri dengan mereka mereka di Negara maju sana.
Maju maksudnya, perutnya mereka juga termasuk (ih, iri saya pokoknya).
perut maju itu identik dengan kemakmuran bagi laki laki,
kalau bagi perempuan, yaaa… produktif barangkali.
focus… focus….
kasian kita. kalau maling ayam, kita bakal masuk tipi di
siaran komedi yang senang menyiarkan penderitaan kita dipenjara berbulan bulan
sampai bertahun tahun, suara kita didubbing, backsoundnya pake backsound ceria
diolok olok, pake efek suara booouuuu atau plokplokplok atau… ah sudahlah…
mewah kita. kalau maling duit (dari hasil utang luar
negeri), disiarkan live proses peradilan kita, kita tenar setenar tenarnya,
setelah persidangan bertahun tahun, dipotong masa tahanan (yang fasilitas di
tahanan pun) lebih mewah dari kamar hotel kelas melati, kemudian dibebaskan
setelah sekian tahun saja.
yaaaa, barangkali juga karena juru kunci di penjara juga
lagi butuh duit. hasil maling ayam gak bisa bayar itu semua. makanya kalau
maling, sekalian saja yang gede, buat backup di penjara.
perbandingan saya sederhana:
hutang yang dikorupsi yaaaa BEDA LAAAH dengan profit yang diputar jadi profit??
iyah, itu Negara kita, hutang berbunga tinggi dari Negara lain
bukannya dipergunakan dengan sebaiknya, malah dikorupsi, yaaaaa jelas, masuk
akal kalau Negara kita jadi makin terpuruk.
coba kalau hasil alam kita, diputar sejadi jadinya,
dijadikan laba berlaba untuk Negara sendiri?? ah, sudahlah, mungkin saja Negara
maju sistemnya seperti itu.
saya tidak paham index pasar saham, bursa, dan atau lain
sebagainya yang sejenis itu. makanya saya lancang ngomong gampang gampangin menyederhanakan
ekonomi kenegaraan seperti ini.
pernah pak Presiden SBY bilang kalau semua hal
terkait ekonomi kenegaraan kita dipengaruhi oleh bursa saham international. mana paham saya.
saya tidak sepenuhnya iri dengan kehidupan mereka mereka di Negara
maju sana. sepertiganya laah kurang lebih.
Waktu masih kecil dulu, saya suka complain dengan kebiasaan
kebiasaan mereka di Negara maju sana yang suka lebai.
-
anak mereka tergores dikit, langsung ke rumah
sakit, masuk ICU…
o
hiiiih, saya dulu kalau tergores, lukanya saya
basahin ludah saya saja setelah darahnya saya hisap trus lanjut main lagi
o
iiiih, dulu, saya kalau pengen boneka, bonekanya
saya bikin dari sarung, gak pake sedih sedih nangis liat etalase yang isinya teddy
bear atau barbie.
-
apalagi pake acara nangis nangis pengen ipad
atau tablet
o
hastagaaaaah, saya dulu nangisnya kalau kalah
main lompat tali
o
haaaiiih, iyah, saya dulu sering membully sih,
ketika dibully, bakal memar badannya itu anak.
o
dan sekarang Qb saya perhatikan juga rentan
dibully, sedih liatnya, tetapi sudahlah, Qb saya ajak main bareng saya saja.
-
orang orang di Negara maju itu gampang
realisasikan imajinasinya. waktu mereka sudah bukan untuk focus di cari makan
lagi atau bagaimana agar bisa bertahan hidup, mereka sudah hidup dengan ambisi…
mereka mudah melakukan itu
o
beda dengan kita di sini. waktu kita habis untuk
mikirin gimana caranya bisa bertahan hidup besok atau sekarang. kebanyakan dari
kita susah punya materi berlebih