Romance Logic Para Non Jomblo



Sudah berapa banyak teori, ejekan, meme yang bermunculan perihal jomblo, single, penyendiri, lajang, atau apapun itu istilahnya.

Sebenarnya tidak ada orang di dunia ini yang benar benar ‘sendiri’ karena ‘kurang laku’, hanya saja seringkali kesendirian itu lebih kepada karena ‘tidak tau diri’.

Sebelum saya memaparkan bagaimana tidak tau dirinya para jombloers, sebaiknya saya paparkan dulu bagaimana cara romantisme bekerja bagi mereka para non jomblo.

-          PDKT
Ini adalah masa masa obral kebaikan, diskon layanan, dan waktu tepat memanfaatkan semua diskon dan obral itu dengan baik (bagi yang digebet).

biasanya lelaki/perempuan yang sedang menggebet akan bertingkah seperti karyawan yang dijanjikan naik gaji dalam masa evaluasi 3 bulan. serba nurut, tidak banyak tanya, dan melakukan semua perintah atasan (gebetan) tanpa banyak alasan.

Bedanya adalah ketika dengan gebetan, hormon testosterone/progesteron yang lebih aktif, sementara dengan atasan, entah hormon apa yang diaktifkan.

-          JADIAN
Kalau beruntung, PDKT akan berlanjut dengan status jadian. di masa ini, layanan prima akan tetap berusaha dipertahankan. Semua diskon dan obral akan berlanjut kepada pengembalian modal.

Yaaa Tergantung feedback dari pihak yang digebet.

1. Kalau sikap yang digebet tetap konstan, masih misterius, menunjukkan seolah olah mengiya hanya karena kasihan pada pengorbanan yang menggebet, biasanya layanan prima di masa PDKT akan diupgrade menjadi layanan platinum

2. Kalau sikap yang digebet berubah menjadi possessif, menuntut lebih, dan menunjukkan sikap mengiya karena menyuka yaaaa biasanya yang menggebet akan downgrade layanan menjadi layanan klasik, dan kemudian akan berganti menjadi layanan debt collector.

Jadi di tahap Jadian, semua tergantung pada yang digebet.

-          BERANTEM Vs MESRA MESRAAN
Di tahap jadian, hanya ada dua fase yang dijalani mereka para non jomblo:

1. Berantem
2. Mesra Mesraan

Para peneliti hubungan tidak berlisensi (seperti saya) akhirnya menyimpulkan dan menyepakati bahwa dalam berhubungan, mereka, para non jomblo hanya memiliki dua aktifitas ini: berantem dan mesra mesraan.

Yang membedakan mereka masing masing hanyalah persentasenya saja.

Dan yang seringkali menjadi tema di lagu lagu roman seringkali didominasi oleh 80% berantem dan 20% mesra mesraan.

-          SELINGKUH Vs SETIA
Para non jomblo sepakat bahwa factor utama yang membuat hubungan mereka langgeng adalah kesetiaan.

Itu kesepakatan mereka.

Sementara secara empiris terbukti bahwa kunci utama sebuah hubungan yang baik juga adalah karena perselingkuhan yang berkelas dan bikin kapok.

Kalau masih belum mengerti, mari saya beri contoh berikut ini:

Ani dan Aan (nama samaran) akhirnya jadian. Ani cakep dan Aan jelek. tetapi karena pengorbanan Aan yang luar biasa saat PDKT, Ani luluh dan akhirnya mereka jadian. Ani PD Aan adalah cowok setia. selain karena Aan gak keren keren amat, Aan juga cupu dan jelek. Ani juga jadi seenaknya. suatu ketika Ani nangis sesenggukan. katanya karena sakit hati melihat Aan selingkuh. Ani shocked, sakit, kecewa. Aan ternyata bisa ada yang suka. sejak saat itu, Ani menjadi semakin ‘protektif’ terhadap Aan. makin tidak mau jauh dari Aan.

Silahkan simpulkan sendiri nilai moral dari kisah di atas.

Ani akhirnya sadar bahwa jika cewek keren seperti dia bisa jadian dengan cowok cupu jelek seperti Aan, bukan tidak mungkin cewek keren bego lainnya (bahkan mungkin lebih keren dari Ani) juga bisa jadian dengan Aan.

-          LANGGENG Vs PUTUS
Keputusan untuk terus berhubungan dengan status jadian atau berakhir putus biasanya akan menjadi keputusan paling berat ketika sudah sama sama kebingungan dengan lonjakan hormon dalam diri yang sudah tidak sehebat dulu.

Untuk generasi galau seperti generasi generasi sekarang ini, kebingungan kebingungan dengan lonjakan hormon menjadi lebih luas ketimbang dulu.

Dulu, para tetua tetua kita dipagari oleh ajaran agama dan moral yang membatasi lonjakan hormon mereka. Banyak tembok dan pagar yang dipasangi terhadap anak anak dan cucunya yang diberi label pamalik, dosa, kriminal, dan apapun itu sebutannya.

Dan kita, generasi terkini, dengan dilindungi oleh demokrasi, menjadi lebih bebas mengeksplore dan mencari tau arti dari lonjakan hormon dalam diri, dan berhak untuk (tanpa dibatasi rasa bersalah terhadap agama dan norma sosial atau nilai nilai) menceraikan orang yang sudah tidak mampu mengimbangi lonjakan hormon pasangannya.

Begitulah kira kira pasang surut menjadi non jomblo di dunia yang mereka pikir sedang mereka kuasai. Bayangkan saja, bahkan demokrasi pun mensyaratkan presiden mesti memiliki istri/suami/tunangan.

Para non jomblo ini juga jangan jangan memiliki perkumpulan underground yang visi utamanya adalah menyingkirkan para jomblo seperti cara kerja illuminati terhadap para agamawan.

Apapun itu. sebagai Jomblo juga mestinya yaa harus tau diri, tau diri kalau ternyata dunia ini masih dalam genggaman mereka para non jomblo.

Tidak tau dirinya mereka yang masih jomblo, adalah karena tidak paham fase fase tersebut disebutkan di atas, dan mengklaim diri bisa menjalin hubungan ‘normal’ seperti kebanyakan para non jomblo dengan tidak mengikuti hukum non jomblo.

And finally, they end up being a loony loner…. forever… dan dunia masih tetap dalam genggaman mereka... para non jomblo...


Postingan Populer