Tolong, Teruskan Surat ini Ke Presiden Terpilih, Siapapun Dia nanti....

Kepada Yang Terkasih,
Siapapun Presiden Terpilih Nanti.

Awalnya saya berencana menikahi pemain bola asal Prancis, trus upload videonya di youtube, trus saya jadi terkenal trus saya jadi tren topik dan saya bisa pake popularitas sesaat saya itu sebagai ajang membuka mata pemimpin kita di Indonesia (Siapapun dia) tentang para tenaga kerja Indonesia yang dikirim ke luar negeri. Awalnya begitu rencana saya.

Tetapi setelah saya pikir pikir lagi, saya tidak mengerti sepak bola dan saya tidak kenal satupun pemain sepak bola, jangankan Prancis, Pemain sepak bola Indonesia saja saya tidak tau.

Pak Presiden, (ini saya nulisnya beneran sambil nangis looh pak), saya baru saja dari gedung sebelah, tempat teman baru saya tinggal. saya baru 3 bulan di Abu Dhabi. Saya baru dua minggu ini kenal mereka. iyah bener, saya kuper barangkali.

Saya senang Pak, akhirnya bisa dapat teman Indonesia. Beneran seneng, girang. bahagia, gembira, suka cita, sumringah, dan lain lain sebagainya.

Meluncurlah kisah itu Pak. Setelah dua minggu kami kenal

'Mbak Amie, majikannya tinggal di mana? hari ini libur yak?' tanyanya, mari kita sebut namanya Bunga, emm, atau Mawar saja?? atau Melati? aah, kita panggil saja dia Tuti. Nama sebenarnya.
Saya 'emm, iyah Mbak, hari ini saya libur, mbk Tuti juga libur?'

dengan nada tidak sedih dan biasa ajah.. 'saya kabur dari majikan mbak, saya pengen pulang ke Indonesia.
'Polisinya ngasih waktu dua bulan untuk saya cari duit buat pulang ke Indonesia' sambungnya
'waktu di kantor polisi, teman saya dirantai kakinya mbak, saya kasian banget liatnya, kami manusia, kenapa digituin?' kali ini mulai dengan nada sendu

Pak Presiden kami yang terkasih, saya gak sanggup melanjutkan ceritanya Tuti yang diceritakan ke saya dan sekarang saya ceritakan ke Bapak. beneran saya gak sanggup Pak. itu baru satu kasus.
Sudah sejak jaman dulu, saya mendengar kisah kisah sendu tentang TKI kita dari berbagai negara, beritanya selalu sendu Pak. selalu.... beda rasanya ketika berhadapan dengan mereka langsung dan mendengar beritanya dari Televisi.

ketika saya berkenalan dengan teman teman baru di sini yang berbeda kebangsaan, begini tanggapan mereka:

'sooo, you are Indonesian?'

'yes, i am Indonesian' ini saya ngomongnya dengan kebanggaan luar biasa Pak. beneran, suer.

'well, how much i should pay you for licking?'

Pak, bayangkan anak perempuan bapak digituin Pak.

dan kemudian saya sadar, citra perempuan perempuan Indonesia di sini sebagai sekalian tenaga penjaja kesenangan adalah karena..... alur cerita yang masuk akal kurang lebih seperti ini...

Sebut saja lagi namanya Tuti...

'Mbak Amie, majikan saya kalau nyuruh nunjuk pakai kaki, rumahnya gueeeddeeee banget kayak istana, mau dibersihin sehari semalaman sendirian, gak mungkin bisa maksimal bersihnya mbak. Saya bukan orang malas mbak. tetapi kemampuan saya terbatas. kalau menurut majikan saya ada masih kotor, saya gak diijinin tidur atau makan mbak. siapa yang kuat digituin mbak?'

Saya menatap lesu tubuh kurusnya.

'saya hanya digaji 800dirham dan terakhir kenapa saya kabur, itu karena saya 6 bulan gak digaji, gak diijinin keluar rumah, saya dikurung, makanya pas ada kesempatan saya kabur mbak Amie, saya kabur tanpa apa apa dan hanya pakean di badan'

'saya enggak tau harus ngapain di luar, akhirnya saya terpaksa bertahan hidup dengan melayani keinginan seks lelaki, asal saya bisa hidup dulu mbak Amie. kalau diizinkan, saya tidak ingin begini, harga diri saya terluka, tetapi saya terpaksa. untuk kerja bener di sini dengan status pelarian seperti saya, saya bisa berakhir di penjara dan bernasih lebih buruk, semuanya serba salah mbak Amie'

Pak Presiden (ini masih nangis saya Pak), tolong perempuan perempuan kita di Indonesia, juga lelaki lelaki kita, agar dapat diperlakukan seperti saudara bagi Bapak, seperti adik, kakak, ibu, yang tidak mungkin Bapak biarkan saja ketika diinjak injak seperti keadaan kami di sini.

Mari kita cukupkan saja harga diri kita yang diinjak injak karena TKI kita 'tidak siap' bekerja di luar sebagai 'tenaga bukan ahli'.

Pak Presiden, siapapun anda nanti, ketika terpilih, tolong...... :'(

Dan tolong juga rencana saya menikahi pemain sepak bola diabaikan saja, itu hanya rencana rencanaan biar surat saya menjadi perhatian serius bagi Bapak, tetapi tampaknya.... ah sudahlah...

Itu saja Pak permintaan kami di sini, manfaatkan kemampuan kami untuk membangun Indonesia yang lebih baik Pak. Tolong....

#EdisiKarenaSuratSuratanLagiNgetrendDiInternet

Postingan Populer